APLIKASI HERBISIDA NABATI AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP GULMA PADI SISTEM TABELA DI LAHAN RAWA LEBAK

M. Umar Harun(1*), Triwulan Maryanita Bela(2), Heni Agustina(3), Yakup Yakup(4), Rina Sopiana(5)

(1) Universitas Sriwijaya
(2) Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya
(3) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Sumatera Selatan
(4) Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya
(5) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Sumatera Selatan
(*) Corresponding Author

Abstract

Salah satu kendala budidaya padi di lahan rawa lebak yaitu gulma yang berrmacam jenis dari kelompok rerumputan, teki dan berdaun lebar sehingga menjadi penghambat pertumbuhan padi. Untuk mengatasi gulma tersebut maka penggunan herbisida nabati sudah mulai dikembangkan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang prospek air kelapa yang difermentasi dengan ragi dan EM4 untuk diolah menjadi herbisida nabati, dan mendapatkan dosis herbisida nabati asal air kelapa tersebut untuk mengendalikan gulma padi sawah di rawa lebak. Penelitian ini berbahan dasar dari fermentasi air kelapa, bawang putih, EM4 dan ragi selama dua minggu. Larutan fermentasi air kelapa tersebut diencerkan menjadi perlakuan 25%, 50%, dan 75 % serta control yaitu 0%. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga ulangan. Aplikasi herbisida nabati diakukan dengan menggunakan knapsack sprayer yang dilakukan dengan 3 kali aplikasi yaitu pada umur padi 20 HST, 40 HST dan 60 HST. Adapun basis penyemprotan herbisida nabati adalah 400 L/Ha. Petak sampel berdimensi luas 6,25 m² atau volume semprot larutan herbisida nabati 250 mL/petak. Varietas padi yang digunakan adalah ciherang dengan system tanam tabur (Tabela). Hasil pengamatan awal diperoleh informasi bahwa keragaman gulma sebelum aplikasi terdiri dari famili Cyperacea yaitu Cyperus difformis, Cyperus iria dan Fimbristylis miliacea dan satu dari famili Poaceae yaitu Echinochloa crus-galli. Dosis 75% herbisida nabati dapat memicu perubahan warna daun gulma, dan fitotoksisitas pada gulma Fimbristylis miliacea akan tampak setelah 47 HST. Ada tiga jenis gulma yang belum mati yaitu gulma Cyperus difformis,gulma Cyperus iria, dan Echinochloa crus-galli. Berdasarkan hasil analisis regresi, peningkatan konsentrasi herbisida nabati berpengaruh terhadap penurunanan
bobot segar dan bobot kering gulma pada petak sampel.

Kata kunci: air kelapa, herbisida nabati, gulma padi, rawa lebak

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.